Food Plating merupakan cara penataan dan penyajian makanan di atas piring dengan memperhatikan posisi dan komposisi makanan agar menunjukan nilai seni dan kualitas yang tinggi. Food plating dengan food photography saling berkaitan. Karena dalam fotografi makanan membutuhkan food plating agar makanan terlihat cantik dan foto yang dihasilkan pun bagus. Show Baca Juga: Food Photography Penarik Konsumen Makanan tanpa disajikan dengan indah meskipun dipotret dengan fotografer hasilnya kurang maksimal, oleh karena itu food plating penting bagi kelangsungan food photography. Berikut 5 cara mudah food plating agar terlihat Menawan:1. Sesuaikan Jenis PiringPemilihan bentuk dan motif piring menjadi salah satu faktor bagus tidaknya suatu foto makanan. Bentuk piring disesuaikan dengan jenis atau bahan makanan yang digunakan. Selain jenis dan bentuk piring, ukuran piring juga menentukan bagus tidaknya food plating tersebut. Piring yang akan digunakan sesuaikan dengan fungsi. Misalnya, jika hidangan adalah ikan bakar maka piring yang digunakan haruslah fish plate atau piring ikan dan yang berukuran sedang atau sesuaikan dengan ukuran makanan. Jangan hanya menggunakan piring polos kurang terlihat menarik, sebaiknya gunakan piring bermotif sesuai dengan makanan yang dihidangkan. 2. Atur Komposisi Dan WarnaPada umumnya komposisi hidangan terdiri dari makanan pokok, lauk serta sayuran. Sebaiknya mengurutkan makanan dari yang basah atau lembab atau seperti makanan berkuah terlebih dahulu. Kemudian baru makanan yang padat, agar presentasi hidangan tetap stabil hingga dihidangkan. Jumlah makanan sebaiknya jangan terlalu penuh, melainkan jumlah ganjil agar unik. Komposisi makanan harus selaras agar tampilannya terlihat cantik. Perhatikan juga pemilihan warna dan motif piring, atur komposisi warna makanan mulai dari warna terang ke warna gelap. Komposisi makanan dan warna saling berkaitan agar food plating terlihat menarik dan selaras. Begitupun dengan hasil dari food photography akan menjadi sebuah perpaduan yang cocok. 3. Perhatikan Harmoni Dan KeseimbanganHarmoni dan keseimbangan dari food plating perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil dari food photography. Penataan makanan harus seimbang jangan terlalu banyak garnish juga jangan sampai tidak ada hiasan pemanis makanan. 4. Atur Garnish Secantik MungkinGarnish merupakan bahan makanan yang digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik makanan. Dengan memberi garnish akan mempengaruhi daya tarik makanan, semakin pintar mengatur garnish akan semakin cantik hidangan yang disajikan. 5. Perhatikan KebersihanKebersihan dalam food plating merupakan poin terpenting karena akan mempengaruhi hasil dari food photography. Selain itu, dengan menjaga kebersihan akan membuat tampilan terlihat indah dan menawan. Baca Juga: Hasil Food Photography tetap Menakjubkan di Berbagai Setting? Lakukan 5 Trik ini! Food plating dalam food photography merupakan hal wajib agar tampilan makanan terlihat indah dan menawan. Maka dari itu sebaiknya mempersiapkan dengan sangat hati-hati. Jika Bisnis Anda membutuhkan jasa fotografi makanan, Soocaphoto siap membantu. Hygiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk menjaga kebersihan tangan, mencuci piring untuk menjaga kebersihan piring. Sedangkan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan oleh manusia setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh manusia, karena makanan sangat diperlukan untuk tubuh manusia. Hygiene sanitasi makanan adalah suatu upaya untuk menjaga atau mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam pengelolaan makanan, ada 6 prinsip hygiene sanitasi yang harus diperhatikan, yaitu:
Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku harus diperhatikan.
Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia. Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya terbagi menjadi 4 (empat) cara yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen). Pengolahan makanan adalah proses perubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap saji. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene sanitasi seperti:
Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan pada saat pengangkutan makanan. Kontaminasi dapat terjadi sewaktu proses pengolahan makanan maupun melalui wadah dan atau penjamah makanan yang membiarkan makanan pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji adalah 1-2 jam. Beberapa karakteristik lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri antara lain; makanan banyak protein dan banyak air (moisture), pH normal (6,8 – 7,5), serta suhu optimum (100 – 600 C). Sementara beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor risiko kejadian foodborne disease terjadi pada saat pembersihan alat makan, ketidaksesuaian dengan temperatur waktu penyimpanan dan rendahnya personal hygiene. Prinsip penyajian makanan adalah wadah untuk setiap jenis makanan harus ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang. Refference: Anwar. dkk., (1988), Depkes RI, 2000, Depkes RI, 2004, Permenkes No. 715/Menkes/SK/V/2003, Permenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003 |