Pendengaran manusia normal dapat mendengar suara pada frekuensi

Bunyi dibagi menjadi tiga berdasarkan besar frekuensi, yaitu:

  1. Infrasonik, bunyi yang frekuensinya lebih rendah dari 20 Hz.
  2. Audiosonik, bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz (20 kHz).
  3. Ultrasonik, bunyi yang frekuensinya lebih tinggi dari 20.000 Hz (20 kHz).

Jadi, frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia disebut audiosonik.

Oleh karena itu jawaban yang tepat adalah B.

Jawaban:

20 - 20000 Hz

Penjelasan:

Manusia adalah makhluk hidup yang dapat mendengarkan frekuensi bunyi Audiosonik yaitu berkisar antara 20 - 20000 Hz. Hertz adalah satuan dari frekuensi yang sama artinya dengan banyaknya getaran per detik.

Kemampuan mendengarkan frekuensi pada makhluk hidup dibagi menjadi tiga, yaitu :

  • Infrasonik, yaitu kurang dari 20 Hz (20 getaran per detik), dapat didengarkan oleh gajah dan hewan penjaga rumah.
  • Audiosonik, yaitu berkisar antara 20 - 20000 Hz, dapat didengarkan oleh manusia, sebagian besar hewan.
  • Ultrasonik, yaitu lebih dari 20.000 Hz, dapat didengarkan oleh hewan penjaga rumah, kelelawar, dan lumba-lumba.

Hewan penjaga rumah memiliki rentang pendengaran yang sangat baik. Ia dapat mendengar baik suara infrasonik, Audiosonik, dan Ultrasonik.

Berhubung Brainly tidak memperbolehkan, lihat pada gambar untuk memperjelas.

#backtoschool2019

  • Makasih mamang sudah ngasih tau

  • terima kasih sangat membantu

Jawaban:

Ambang frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia berkisar getaran frekuensi 20 HZ sampai 20.000 HZ. Pada ampliduto getaran dengan berbagai fariasi dalan kurva responsnya.suara di atas 20.000 HZ disebut ultrasonik dan dibawah 20 HZ disebut infrasonik.

Semoga membantu

Ilustrasi pemeriksaan telinga. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Telinga manusia mendengar dengan mendeteksi suara. Gendang telinga akan bergetar ketika gelombang suara mengalir. Tiga tulang kecil mengirimkan getaran ke bagian koklea. Proses itu menjadi sinyal yang melewati saraf pendengaran menuju otak yang diterjemahkan sebagai suara, sebagaimana dikutip dari National Institutes of Health.

Mengutip The University of British Columbia, telinga manusia sensitif terhadap berbagai getaran suara, termasuk yang sangat kecil. Tapi, sensitivitas telinga terhadap suara hanya dalam frekuensi tertentu. 

Berapa ambang batas pendengaran telinga manusia?

Sistem pendengaran manusia mendeteksi panjang gelombang dan amplitudo suara. Panjang gelombang suara juga dikenal sebagai frekuensi diukur dalam jumlah gelombang per detik atau hertz.

Mengutip Cochlea, telinga manusia mendengar frekuensi antara 20 hertz hingga 20.000 hertz. Frekuensi di bawah 20 Hertz disebut infrasonik. Sedangkan frekuensi di atas 20.000 hertz disebut ultrasonik. Gelombang suara panjang memiliki frekuensi rendah. Sedangkan gelombang suara pendek frekuensinya tinggi.

Kenyaringan atau tingkat volume suara ditentukan oleh amplitudo. Tinggi gelombang suara diukur menggunakan unit kenyaringan relatif atau desibel. Gelombang suara besar dianggap lebih keras. 

Suara percakapan manusia sekitar 60 desibel. Suara yang nyaman didengar telinga manusia mencapai 80 desibel. Jika melebihi itu, maka bisa mengakibatkan gangguan pendengaran. Mengutip The University of British Columbia, suara akan terdengar menyakitkan jika mencapai 130 desibel. Itu akan mengakibatkan telinga berdenging.

WILDA HASANAH

Baca: 3 Tulang Paling Kecil dalam Tubuh Manusia Ada di Telinga

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Ilustrasi suara yang dapat didengarkan oleh pendengaran manusia normal. Foto: Buku Kuark - Bunyi, Pendengaran, dan Pencemaran Tanah Komik Sains Kuark Tahun 6 Edisi 09 Level 2 karya Gelar Soetopo.

Telinga manusia tidak dapat mendengar semua bunyi. Mengapa demikian? Menurut buku IPA Sekolah Dasar kelas 4 terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, telinga manusia hanya mampu mendengar bunyi dengan jumlah 20-20.000 getaran per detik. Suara yang dapat didengarkan oleh pendengaran manusia normal disebut sebagai audiosonik.

Sementara itu, gelombang bunyi dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensinya. Di antaranya, infrasonik (bunyi infra), audiosonik (bunyi jangkauan pendengaran manusia normal), dan ultrasonik (bunyi ultra). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frekuensi adalah jumlah getaran gelombang suara per detik.

Disebut Apakah Suara yang Dapat Didengarkan oleh Pendengaran Manusia Normal?

Bunyi dengan frekuensi 20-20.000 getaran per detik disebut dengan audiosonik. Bunyi audiosonik ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contohnya adalah bunyi dari alat-alat musik. Bunyi yang keluar dari instrumen itu bersifat teratur, sehingga disebut istilah nada. Ada pula bunyi yang tidak teratur yang dinamakan desah.

Anjing dapat mendengar bunyi infrasonik. Foto: Pexels

Bunyi infrasonik adalah bunyi yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia. Besaran frekuensi bunyi infrasonik kurang dari 20 getaran per detik.

Manusia tidak dapat mendengar frekuensi infrasonik, tetapi beberapa hewan tertentu dapat mendengarnya. Contohnya, jangkrik dan anjing.

Bunyi ultrasonik juga tidak dapat ditangkap oleh telinga manusia karena gelombang ini memiliki frekuensi lebih dari 20.000 getaran per detik. Contoh makhluk hidup yang bisa mendengar bunyi ultrasonik ialah kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.

Mengutip buku Fisika 2 Smp Kelas VII terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, bunyi ultrasonik dapat digunakan dalam bidang kedokteran untuk keperluan diagnosis.

Selain itu, bunyi dengan frekuensi tinggi ini pun dapat dipakai untuk keperluan pengobatan. Misalnya, untuk menghancurkan jaringan yang tidak biasa seperti tumor atau batu ginjal.

Cepat rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara. Jadi, jika terjadi perubahan tekanan udara, cepat rambat bunyi tidak berubah.

Mengutip buku Mudah dan Aktif Belajar Fisika yang disusun oleh Dudi Indrajit, cepat rambat bunyi bergantung kepada suhu. Semakin tinggi suhu udara, semakin besar dan cepat perambatan bunyi.

Cara lainnya, Anda bisa mempraktikannya saat berada di daerah pegunungan atau kawasan pantai. Di daerah yang tinggi seperti pegunungan, cepat rambat bunyi lebih lambat daripada di kawasan pantai. Di udara, cepat rambat bunyi bergantung pada jenis partikel yang membentuk udara.